Rabu, 13 Mei 2015

Mengenang Terendita Wisnufi!

Kika : Adi Wahyudi, Aku, Wijay, Terendita Wisnufi 
#Ga nyangka kembali begitu cepat : TERENDITA WISNUFI (Politeknik Universitas Indonesia Jurusan Teknik Telekomunikasi Angkatan 97) pada hari Selasa 12 Mei 2015 di RS. Thamrin, Salemba.
#kebersamaan kita berawal di Wisma Felicia 1998 - 2000 kost-kostan yang melahirkan banyak cerita
#perdebatan semalam suntuk tentang pergerakan mahasiswa saat itu yang hanya mampu diakhiri dengan adzan Shubuh
#perbedaan tim bola, aku ac milan dia intermilan....tiap ada derby hanya ada dua kemungkinan, dibully atau membully
#saling bully di kost Felicia menguatkan kita
#walaupun banyak perbedaan tapi lebih banyak persamaan
#terima kasih atas sepeda motor Astrea 800nya, dengan mentor Kang Adi Wahyudi aku bisa naik motor!mudah2an selamanya jadi amal baik!
#terima kasih atas ilmu ikhlasnya....walau ada sudut yang berbeda tapi ruang kita tentang makna keikhlasan adalah sama!
#walau ada konsep yang berbeda tetapi cita-cita kita tentang negara ini adalah sama!
#Selamat jalan Saudaraku, Sahabatku.....selesai tugasmu di dunia yang fana ini!
#Kami disini masih harus menyaksikan carut marut,intrik,permainan dan tipu daya || tapi mungkin itu sifatnya dunia!
#meninggalmu memberikan ibrah bagi kami || bahwa kita harus selalu siap dipanggil yang punya
#kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi bagaimanapun! || mahluk tidak akan mampu melawan kehendak Sang Khalik!
#terima kasih kawan, darimu aku belajar beberapa hal tentang hidup dan kehidupan!
#mudah2an Alloh SWT menerima segala amal sholehmu, mengampuni segala salah dan khilafmu, dan menjadikan alam kuburmu sebagai bagian dari tamannya surga!
Allohummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu!

Selasa, 12 Mei 2015

Eksotisme Panjalu, Ciamis Jawa Barat (1)



Dari segi genetik, bibit buit saya bukan orang Panjalu tapi ada hal yang menyatukan saya dengan urang Panjalu adalah hirup dan hurip di kawasan Gunung Sawal, sama-sama menghirup sejuknya udara Gunung Sawal dan minum segarnya air dari Gunung Sawal. Panjalu di Utara Gunung Sawal dan saya di selatan, hampir selatan barat daya!

Panjalu bagi saya sangat menarik, ada atmosfer yang berbeda manakala berdiri di area alun-alun Panjalu!ada aura yang berbeda kalu kita berada di area Situ Lengkong. eksotis!Pertama ke Panjalu (Situ Lengkong) sekitar tahun 1985, pada momen Nyangku kalau tidak salah. Itulah kali pertama mengarungi Situ Lengkong dan mengunjungi Pulau yang ada di tengahnya. 

yang tak kalah menariknya bagi saya adalah falsafahnya, salah satunya "Papagon Panjalu" mangan karana halal, pake karana suci, ucap lampah sabenere. sebuah frasa bahasa Sunda Kuno yang kira kira artinya kita makanan yang kita makan harus halal, pakaian yang kita pakai harus suci  dan ucapan serta perbuatan kita harus benar. Sebuah filosif luhur yang berdimensi dunia dan akhirat.

Minggu, 10 Mei 2015

Post Neocolonialism


# dapat foto di atas dari status teman di fb. Faktualnya memang seperti itu. Telah terjadi pergeseran kebutuhan hidup manusia.
# Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Abraham Maslow yang mengklasifikasi kebutuhan manusia kedalam 5 tingkatan. teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan banyak kebutuhan baru
#banyak hal baru, kebiasaan baru, kebutuhan baru, ada keinginan baru, masalah baru, muncul peluang baru. Disrupsi kata para pakar.
# orang yg hidupnya bergantung dengan IT memang rata2 telah berhasil memenuhi physiological needsnya sehingga :
# data lebih penting dari uang
# kehilangan/ketinggalan perangakt IT lebih menyiksa dibanding kehilangan yang lainnya
# merasa terisolir dan tidak berdaya ketika tidak ada jaringan internet
# merasa tersiksa ketika perangkat ITnya telah lowbat sementara jaringan listrik tidak ada atau sedang ada pemadaman.
# ah cerdasnya mereka yang mengcreate IT sehingga tercipta ketergantungan baru, ya karena bagaimanapun mereka kiblat bagi sebagian kita
# manusia sekarang seperti robot yang tidak lepas dari gadget
# mudah2an salah, menurut saya embedded dengan manfaat untuk mempermudah hidup IT juga menjadi mainan para kapitalis untuk meningkatkan pundi-pundi uang mereka!
# dengan dalih modernisasi (ini tidak salah) mereka berhasil menciptakan kebutuhan dan keinginan baru!
# terciptalah kebutuhan baru berarti berarti konsumen baru
# konsumen baru = pertumbuhan baru.....growth growth growth...itulah urat nadi kapitalisme!
# pembelian berarti pendapatan=uang  bagi mereka, artinya tercipta ruang hidup baru....lebensraum!
# sekarang tidak perlu aneksasi wilayah seperti yg dilakukan Jerman dan Jepang dlm PD II untuk menciptakan lebensraum.....yg penting muaranya sama!penguasaan ekonomi untuk kelangsungan hidup warga negaranya!
# melalui piranti demokrasi (yang notabene merupakan anak kandung kapitalisme) ciptakan pula penguasa lokal yang mendukung upaya lebensraum ini.
# inilah yang saya namakan post neocolonialism. pemanfaatan piranti demokrasi dan aktifitas ekonomi yang legal untuk menguasai sebuah bangsa. sehingga menjadi termangsa tanpa merasa dimangsa, dikuasai tanpa merasa terkuasai.


Sabtu, 09 Mei 2015

Aku Ngopi maka Aku Ada!

Pada tahun 90an kopi adalah minuman yang berkelas di kampung saya. Tidak sembarang orang dapat menikmati seduhan kopi. Tidak setiap perhelatan minuman kopi dihidangkan. Hanya orang menengah ke atas yang dapat menikmati kopi. Saat itu kopi dalam sachet belum dikenal apalagi yang sudah dicampur gula. Sesuatu yang tidak terbayangkan saat itu. Kalau ingin ngopi kita harus membeli bubuk kopi dan gula. Itu yang membuat kopi menjadi minuman mahal, setidaknya bagi masyarakat lingkungan pedesaan. Pada momen acara kenduri baik khitanan, pernikahan atau malam takbiran barulah kopi disediakan. Walau tanpa komposisi takaran yang jelas antara kopi dan gula serta diseduhnya pun dalam teko, kopi tetap menjadi minuman langka.

Ketertarikanku pada kopi adalah pada Kopi Robusta Cap Burung Holung produksi salah satu toko di Tasikmalaya. Kopi giling pertama yang kukenal dan kunikmati adalah. Sebagai anak-anak saat itu belum bisa menilai rasa kopi, hanya dapat membedakan rasa manis dan pahit, maka itulah rasa kopi. Ketika menginjak SMA kembali mencoba kopi, Kopi Kapal Api menjadi pilihan. Karena takarannya yang agak banyak, sampai membuat dada berdebar-debar. Mungkin belum biasa sehingga tubuh perlu beradaptasi.

Sewaktu ngekost dan kuliah di Depok minum kopi menjadi kebiasaan. Segelas kopi sehabis makan membuat saya mampu menahan lapar lebih lama. Kondisi yang sangat berarti bagi anak kost. Kopi favorit saat itu adalah Kopi Cap Liong Bulan. Segelas kopi liong racikan Mang Warkop dari Sumedang di Pertigaan Jalan H. Kodja seolah menjadi keajaiban dunia yang ke delapan. Saat itu juga mulai berkenalan dengan Kopi Nescafe. Plus Krimer Nescafe kopi ini memberikan pengalaman lain. Hal penting lain adalah Gelas Kecil Nescafe yang legendaris. Mulai saat itu takaran gelas kecil Nescafe menjadi patokan saya dalam menyeduh kopi.

Sekarang minum kopi bak ritual yang harus saya lakukan tiap hari. Minimal satu gelas. Tiap berkunjung ke suatu daerah selalu berusaha untuk membeli kopi yang khas dari daerah tersebut. Atau minta oleh-oleh kopi kepada teman yang sedang berkunjung atau ada di daerah yang secara tradisi mempunyai sejarah kopi yang kuat. Kopi Cap Kapal Layar Padang Pariaman, Kopi Dempo, Kompi Lampung dan Kopi Aroma Bandung adalah kopi-kopi tradisional yang pernah saya nikmati. Ada sensasi khas pada tiap-tiap kopi. Kopi adalah khasanah kuliner Indonesia yang harus kita banggakan. Bagi saya kopi adalah inspirasi dan semangat! Seperti tagline iklan kopi di Kota Bandung!”Ngopi heula lur meh semangat”!

Rabu, 06 Mei 2015

Difollow Back Mba @ZaraZettiraZR dan Uda @iwanpiliang7


Beberapa hari yang lalu akun twitterku @thoyibig difollow sama mba Zara Zettira dan Uda Iwan Piliang. Nama pertama ku kenal era 90an sebagai novelis. Tapi aku kurang tertarik, paling baca sekilas. Di masa itu  novel genre Freddy. S jelas lebih menggoda (heheheh). Nama kedua masuk memori ketika melakukan wawancara via Skype dengan M.Nazarudin. Tersangka KPK yang saat itu lari ke luar negeri.

Sebagai Newbie di twitter jelas saya sangat tersanjung. Tapi orang “besar” pertama yang memfollow balik adalah Mohammad Sohibul Iman. Seniorku  di SMAN 2 Tasikmalaya yang sekarang menjadi legislator. Dulu kurang tertarik dengan Twitter. Kurang interaktif dan ekspresif. Saat itu facebook relative lebih user friendly. Namun disisi lain Twitter lebih memberikan kemudahan untuk menyimak kicauan dari banyak orang tanpa harus menunggu konfirmasi pertemanan.

Mengapa memakai nama Kang Iip, karena bermimpi beberapa tahun ke depan aku dapat seperti Kang Aher, Kang Emil, Kang Iing, dan akang-akang lain yang telah banyak memberikan manfaat bagi sesama!

Bermimpilah sebelum mimpi itu diblokir!

Selasa, 05 Mei 2015

Mie Baso Mas Ratmin


Konon katanya menurut jumhur para alim dibidang wirausaha, faktor tempat yang strategis merupakan hal penting dalam kesuksesan usaha. Apalagi bidang ritel. Menjual sesuatu kepada konsumen. Tapi Baso Mas Ratmin seolah tidak mematuhi pakem sakral  tersebut. Berada di samping gedung bulutangkis Desa Imbanagara Raya  komplek kantor Desa Imbanagara dan bukan berada di jalur jalan utama tidak mengurangi minat para konsumennya untuk berkunjung. 



Kuncinya adalah kualitas!dan biarkan orang-orang berbicara  dari mulut ke mulut untuk mempromosikan kualitas produk kita. Promosi dari mulut ke mulut ini dipercaya sangat efektif dan efisien. Efektif mempengaruhi orang dan efisien  dari segi biaya. Learning point-nya adalah berkualitas dan berkapasitaslah! abaikan tentang hasil, toh selalu berusaha meninggikan kualitas dan kapasitas baik dalam pekerjaan, akhlak dan amal shalih sudah sedemikian bernilai di hadapan Alloh SWT!


Selamat Menikmati!

Senin, 04 Mei 2015

Rel yang Tak Terangkai


Pada jaman dulu!
Konon katanya  pada rentang waktu 1943-1945 penjajah Jepang akan membangun rel untuk mengangkut hasil tambang dari Gunung Sawal. Mungkin rel lori tepatnya. Ini terkait dengan keberadaan Tambang Timah hitam di Gunung Sawal. Satu-satunya tambang timah hitam di Indonesia. Tapi entah kenapa tidak jadi. Apa karena keburu kalah perang atau karena alasan lain.

Cerita ini sinkron dengan banyaknya ditemukannya rel-rel yang belum terpasang. Pada waktu kecil rel-rel tersebut kutemukan di pinggir Bale Desa Sukamaju, (sebelumnya bernama Cibaruyan) bersama berkarung-karung butiran pasir yang gemerlan, bijih timah hitam.

Kini rel-rel tersebut banyak dimanfaatkan untuk jembatan-jembatan yang melintasi sungai kecil, seperti gambar di atas. 

Kemenangan

Euforia kemenangan itu singkat...tidak lama! Setelahnya tuntutan-tuntutan yang nyaris tiada akhir! Fiddunya wal akhirat!