Rabu, 28 November 2012

AFF CUP 2012, A LESSON!

Throughout football history of Southeast Asia, has not been arrested the Indonesian National Team  failure get wining on Laos National Team. But the game a few days ago for the first time Laos managed to hold series of Indonesia  2-2. For Laos this is a reward for the efforts to catch up in the world of football in Southeast Asia. For Indonesia .... This is a punishment for the nothing effort and the dynamics taking place in national football. Every effort will meet his fate!
But unpredictable, in the second game Indonesia beat Singapore 1-0 Indonesia!A spectacular Goal from Indonesian young talent Andik Vermansyah make distinguishing! This is an anomaly. With the composition of the team that the verdict is not " the best" ("the best" for 14 years, it was not able to beat Singapore in the AFF event) but was able overturns all the predictions! Bookies even voor ¾ to Singapore!
there is one important point supporting Indonesia victory! Fighting spirit!
The lesson is
Life is not always lost and do not always win
Sometimes potential mediocre when coupled with high morale can compete!

About result next game versus Malaysian National Team! 
Lets see!An  Emotional Game!
Win or lost!
Just a game! 
fairplay on life!

 

BOTAK! SIAPA TAKUT!



Dulu saya suka ketawa ketika mendengar akronim-akronim:
MBA…Makin Botak Aza!
Agus…Agak Gundul Sedikit!
BTS….Botak Tapi Seksi!
Kabid…..Kepala Bidang!
Sampai saat perlahan tapi pasti lembar demi lembar rambutku menghilang dari kepala bagian depan.  Kondisi ini membuatku terkadang merenung di depan cermin….why!Ah aku tidak terlalu memperdulikan hal ini. Ini sudah menjadi kehendak Alloh SWT,titik! Wasilahnya mungkin faktor genetik!Ayahku juga sama sepertiku….sulah kalau kata orang Sunda.
Apakah aku malu!
Oh tentu tidak!terkadang malah aku percaya diri, karena ada mitos di masyarakat bahwa orang botak itu cenderung cerdas!(bisa jadi bahan penelitian nih). Tapi kalau saya  kalkulus dan fisika dasar aza pernah tidak lulus. Jalani aza lah!toh botak dan tidak botak tidak menentukan surga atau neraka!kecuali kalau kita tidak ridho ditakdirkan botak.
Obat…!
Belum maksimal juga sih!tapi sepertinya kalau faktor genetik sih susah.  Tadinya sih ingin seperti Wayne Rooney, dicangkok!tapi harus kemana dan  duitnya dari mana!....dulu pernah ada shampoo metal, sekarang masih ada ga ya!untungnya aku sudah laku….jadi ga khawatir!

Kamis, 22 November 2012

PNS OH PNS....



Hidup adalah pilihan dan memilih berprofesi menjadi seorang pns juga adalah pilihan.  Sudah menjadi konsekuensi logis setiap pilihan menpunyai resiko. Kata orang menjadi seorang pns itu enak, pekerjaan tidak overload. Safety, jauh dari ancaman PHK serta program pensiun di hari tua. maka setiap ada rekrutmen cpns pasti akan tampak antrian panjang lengkap dengan segala cerita, gosip, mitos dan dinamikanya. Tapi sebenarnya, sebagaimana hidup!dunia pns juga penuh dengan haru biru, suka duka.  Intinya rumput di kebun orang lain selalu terlihat lebih hijau.
Entah mengapa topik tentang pegawai negeri sipil selalu memiliki point of interest yang tinggi. Kesalahan yang biasa dilakukan oleh seorang manusia, akan memiliki nilai cerita dan nilai jual yang tinggi manakala dilakukan oleh seorang pegawai negeri sipil. Bentuk kesalahan yang jika dilakukan biasanya akan mudah dilupakan dan dimaafkan, ketika dilakukan oleh seorang yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil akan berubah menjadi kesalahan yang dihiasi dengan cap keterlaluan, tah tahu diuntung, dan beberapa stereotif negatif lainnya. Satu jawaban mungkin yang bisa kita terima, karena Pegawai Negeri Sipil digaji dari uang publik. Uang rakyat yang dikumpulkan diantaranya melalui pajak dan retribusi.


Rabu, 21 November 2012

GRAZIE...ROBERTO DI MATTEO

Still clearly remembered the comments when Chelsea's Roberto Di Matteo will meet WBA in the Premier League continued, "I was lucky fired WBA". Psywar addition, comments may be understood as the WBA fired he got a chance to handle and won multiple titles with Chelsea. But for a football club manager, sometimes the wheel rotates so fast twist of fate. Roberto Di Matteo (RDM) as a windfall gain after  Andre Villa Boas who was sacked Chelsea management related series of poor results obtained club. Promotion of an assistant coach and later became a manager careteker and the final as a full managerl run so fast.

And as soon as RDM also lost their jobs. The results were not satisfactory and climaxed when Chelsea hit by Juventus in the Champions League achievement dashed nicks present RDM ..... especially successful Champions League trophy for Chelsea! Something that previously could not be presented at the Stamford Brigde by some great coaches who once worked with Chelsea. not least .... a Jose Mourinho.

But it is Chelsea and not Manchester United or Arsenal .....

Failure and defeat is not the main reason for the fast changing coaches

TERIMA KASIH...ROBERTO DI MATTEO

Masih jelas teringat komentar Roberto Di Matteo ketika Chelsea akan bertemu WBA pada lanjutan pertandingan Premier League," saya beruntung dipecat WBA". Selain psywar, komentar ini mungkin dapat dipahami karena dengan dipecat WBA dia mendapat kesempatan menangani dan memenangi beberapa gelar bersama Chelsea.   Namun bagi seorang manajer klub sepakbola, terkadang roda putaran nasib berotasi begitu cepat. Roberto Di Matteo (RDM) seolah mendapat durian runtuh sepeninggal Andre Villa Boas yang didepak manajemen Chelsea terkait rentetan hasil buruk yang didapat klub itu. Promosi dari seorang asisten pelatih kemudian menjadi careteker manajer dan menjadi manajer penuh berjalan begitu cepat.

Dan secepat itu juga RDM kehilangan pekerjaan. Hasil yang tidak memuaskan dan mencapai klimaks ketika Chelsea dihantam Juventus di Liga Champion memupus torehan prestasi RDM.....terutama keberhasilannya mempersembahkan trofi Liga Champion bagi Chelsea!Sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dihadirkan di Stamford Brigde oleh beberapa pelatih hebat yang pernah menangani Chelsea.....tak terkecuali seorang Jose Maurinho.

Tapi memang Chelsea bukan MU atau Arsenal.....
Kegagalan dan kekalahan bukan alasan utama untuk cepat mengganti pelatih





Senin, 19 November 2012

URGENTLY OF FINANCIAL PLANNING FOR GOVERNMENT EMPLOYEE


Mulai pada Bulan April  2012 para Pegawai Negeri Sipil,  Anggota TNI dan Polri( untuk para Pensiunan biasanya menyusul) akan mendapati kenaikan jumlah pada struk gaji mereka sebagai pertanda kebijakan pemerintah untuk menaikan gaji pegawai mereka mulai berlaku. Hal ini tentu disambut dengan senyuman dari para Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan Polri sebagai ekspresi kebahagiaan.  Walau terkadang di sudut yang lain keputusan kenaikan gaji tersebut ditanggapi dengan sinis karena kinerja yang masih tidak setimpal dan kekhawatiran ikut naiknya harga barang sebagai reaksi kenaikan gaji tersebut. Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa hampir tiap tahun anggaran gaji pegawai negeri sipil mengalami kenaikan.  Lepas dari motif kebijakan baik itu pertimbangan ekonomis, humanis ataupun politis, kenaikan gaji tersebut patut diapresiasi sebagai upaya pemerintah untuk membantu aparaturnya memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Pandangan negatif dan terkadang sinis lahir karena kinerja Pegawai Negeri Sipil dan aparatur negara lainnya yang belum meningkat secara signifikan sehingga mereka merasa belum saatnya reward mereka ditingkatkan. Ini pun hendaknya dilihat sebagai bentuk kepedulian dari masyarakat sebagai salah satu stakeholder penyelenggaraan negara yang notabene melalui pajak yang mereka bayarkan ikut juga berkontribusi menggaji para aparatur negara.
            Kenaikan gaji  Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan Polri dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan para aparatur negara sehingga mereka dapat tenang bekerja dan menghindarkan diri dari tindakan tidak terpuji yang akan merugikan keuangan negara. Sehingga diharapkan dengan kenaikan gaji yang hampir dilakukan tiap tahun akan meningkatkan jumlah take home pay yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri. Selain itu kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri juga diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kegiatan ekonomi (multiplier effect) masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya kenaikan gaji maka diharapkan adanya kenaikan daya beli para Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri yang secara otomatis pembelian yang dilakukan akan memutar roda ekonomi atau mendorong bergeraknya sektor riil.  Dengan konsep ini maka implikasi positis kebijakan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri tidak hanya dapat dirasakan oleh para pegawai tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan.
            Namun pada kenyataanya dampak kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri tidak seperti yang diuraikan di atas. Dengan tidak bermaksud untuk menyudutkan, sudah menjadi fakta umum bahwa mayoritas Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan bahkan termasuk para pensiunan adalah debitur dari bank-bank dan beberapa lembaga keuangan lainnya.  Di sisi yang lain pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya dengan mempertimbangkan jaminan kelancaran pembayaran angsuran kredit seolah berlomba memberikan kemudahan mekanisme pemberian kredit yang diperuntukan bari para Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para pensiunan. Persyaratan yang semakin mudah, pagu pinjaman yang semakin besar dan jangka waktu pinjaman yang makin lama menjadi daya tarik bagi para Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para pensiunan untuk mengajukan permohonan kredit pinjaman.
            Tidak salah dan wajar-wajar saja fenomena ini terjadi.  Apalagi ketika seorang Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para pensiunan memerlukan sejumlah uang yang cukup besar dalam waktu yang mendesak  serta tidak punya alternatif lain maka meminjam ke perbankan atau lembaga keuangan lainnya merupakan jawaban yang paling realistis.  Yang harus diwaspadai adalah manakala pengelolaan keuangan Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri yang kurang bijak sehingga take home pay sisa potongan sana sini yang kurang memadai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
            Kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan merupakan salah satu dari parameter dari kecerdasan finansial. Kecerdasan finansial (financial quotient) itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mendayagunakan kemampuan pribadinya dalam mendapatkan dan mengelola uang. Kecerdasan jenis ini sangat  dibutuhkan agar kita tidak terjebak dalam dua jenis permasalahan klasik keuangan yaitu kekurangan uang atau kelebihan uang. Kekurangan uang menyebabkan seseorang selalu disibukkan dengan permasalahan-permasalahan bagaimana mencari uang, dan ini bisa membawa dirinya menjadi lose of control dan akhirnya menempuh berbagai macam cara  untuk memperoleh uang. Terkadang kekurangan uang ini juga diakibatkan oleh individu yang kurang bersyukur. Perasaan selalu merasa kurang dan memiliki pandangan ukuran kebahagian dengan selalu melihat ke atas akan menjauhkan orang dari kebahagiaan yang hakiki. Kelebihan uang yang tidak disertai dengan pengelolaan yang benar juga lambat laun akan menciptakan permasalahan. Uang akan habis tanpa dapat memetik hasil dari investasi yang seharusnya dilakukan.
Hati-Hati Jebakan Utang (Debt Trap)
            Berutang itu wajar, yang harus diwaspadai adalah manakala kita telah terjebak dalam perangkap utang.  Ketika pendapatan kita sebagian besar digunakan untuk membayar utang akan membuat neraca keuangan bulanan kita tiap bulan tidak seimbang.  Pengeluaran kita lebih besar dari pada pendapatan. Peribahasanya besar pasak daripada tiang. Menghadapi kondisi ini biasanya orang cenderung untuk mencari utang baru, gali lobang tutup lobang!. Inilah yang dimaksud dengan jebakan utang.  Godaan kemudahan mendapat pinjaman harus disikapi dengan bijak dan pertimbangan bahwa kebutuhan hidup akan semakin meningkat.  Usahakan jumlah cicilan pinjaman yang harus kita bayar setiap bulan tidak lebih dari 60% pendapatan total kita. Jumlah 60% ini sebenarnya tergolong cukup tinggi, sebab para pakar perencana keuangan biasanya hanya merekomendasikan maksimal 30% saja.  Angka 60% ini juga banyak dipakai sebagai jumlah cicilan maksimal dari total pendapatan yang ditentukan oleh Perbankan.  Ketentuan ini untuk kebaikan debitur juga, diharapkan dengan sisa gaji yang ada (40%) debitur masih dapat hidup dengan layak.
            Teori klasik perencanaan keuangan menyatakan bahwa untuk menyeimbangkan/menyehatkan neraca keuangan kita ada dua cara yang dapat ditempuh: 
1. Meningkatkan pendapatan
Mekanisme ini menuntut kita untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri kita.  Kita harus kreatif dan inovatif untuk mencari sumber penghasilan baru.  Potensi dan kapasitas yang kita punyai harus kita pakai untuk melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan uang.  Hobi yang kita geluti pun ketika memakai pendekatan kewirausahaan tidak akan menjadi beban pengeluaran, justru akan menjadi sumber penghasilan;
2. Mengurangi pengeluaran.
            Penghematan!itulah kuncinya.  Kita harus rela menghilangkan pos pengeluaran yang tidak prioritas dari daptar belanja kita.  Prinsip hidup mengikuti trend dan fashion harus dihindari manakala keuangan kita tidak berlebih.  Jebakan pergaulan, kelompok hobi dan gaya hidup yang penuh gengsi harus disikapi dengan bijak dan didefinisi ulang dengan dasar visi hidup yang membumi. Prinsip hidup“biar tekor asal sohor” bukan filsafat hidup yang layak untuk dijunjung tinggi.
Gaji Baru Tidak Berarti Kredit Baru
Ketika kita mendapat tambahan penghasilan (kenaikan gaji misalnya) maka kita jangan berfikir bahwa ini adalah kesempatan untuk mendapat kredit yang lebih besar, apalagi dengan membuka kredit baru di lembaga keuangan yang lain. Kalau kita berfikir seperti itu maka kenaikan gaji tidak akan berdampak signifikan terhadap kesehatan keuangan kita. Take home pay kita tidak akan meningkat sementara disisi yang lain tuntutan kebutuhan dan tingkat inflasi menuntut tersedianya uang yang cukup besar.
Ketika kenaikan Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para pensiunan dipakai untuk meningkatkan pagu pinjaman atau penciptaan kredit baru, kebijakan kenaikan gaji  Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para Pensiunan tidak akan berimplikasi luas. Peningkatan kesejahteraan  Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para pensiunan tidak akan tercapai dan realisasi multiplier effect seperti yang diharapkan oleh pemerintah tidak akan terlaksana.  Sektor riil tidak akan terstimulasi dengan maksimal.  Justru terpicunya kenaikan harga yang mengemuka. Yang terjadi adalah gap antara kenaikan harga dengan daya beli masyarakat yang semakin besar.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan agar kebijakan kenaikan gaji  Pegawai Negeri Sipil, TNI/Polri dan para Pensiunan memberikan manfaat yang maksimal:
a. kembali ke pola hidup sederhana, membeli sesuatu yang benar-benar dibutuhkan;
b. menjauhi gaya hidup konsumtif;
c. ketika memang perlu untuk meminjam uang tetap disiplin dengan rumus cicilan maksimal 60% dari total pendapatan kita, lebih kecil lebih baik;
d. jangan meminjam ke beberapa bank/lembaga keuangan;
dengan semakin bijak kita mengelola keuangan mudah-mudahan akan semakin meningkatkan kualitas kerja dan hidup kita.

Minggu, 18 November 2012

BAMBANG PAMUNGKAS, I'M PROUD OF YOU!

Karena rivalitas klub, jujur saja sebelumnya kurang simpatik dengan sosok Bambang Pamungkas!walaupun penulis mengenal sosok BP (demikian ia dipanggil) sebagai salah satu talenta sepakbola ketika masih di Diklat Salatiga, kiprahnya oleh penulis kurang begitu diperhatikan. Tapi sikapnya sekarang membuat saya berdecak salut.  Keberaniannya untuk membela Tim Nasional di tengah konflik organisasi dan kelompok membuat saya kagum!

BP! dengan penuh hormat! Anda layak menjadi legenda hidup sepakbola Indonesia!

Hidup Tenang

Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".