Minggu, 10 Mei 2015
Post Neocolonialism
# dapat foto di atas dari status teman di fb. Faktualnya memang seperti itu. Telah terjadi pergeseran kebutuhan hidup manusia.
# Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Abraham Maslow yang mengklasifikasi kebutuhan manusia kedalam 5 tingkatan. teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan banyak kebutuhan baru
#banyak hal baru, kebiasaan baru, kebutuhan baru, ada keinginan baru, masalah baru, muncul peluang baru. Disrupsi kata para pakar.
# orang yg hidupnya bergantung dengan IT memang rata2 telah berhasil memenuhi physiological needsnya sehingga :
# data lebih penting dari uang
# kehilangan/ketinggalan perangakt IT lebih menyiksa dibanding kehilangan yang lainnya
# merasa terisolir dan tidak berdaya ketika tidak ada jaringan internet
# merasa tersiksa ketika perangkat ITnya telah lowbat sementara jaringan listrik tidak ada atau sedang ada pemadaman.
# ah cerdasnya mereka yang mengcreate IT sehingga tercipta ketergantungan baru, ya karena bagaimanapun mereka kiblat bagi sebagian kita
# manusia sekarang seperti robot yang tidak lepas dari gadget
# mudah2an salah, menurut saya embedded dengan manfaat untuk mempermudah hidup IT juga menjadi mainan para kapitalis untuk meningkatkan pundi-pundi uang mereka!
# dengan dalih modernisasi (ini tidak salah) mereka berhasil menciptakan kebutuhan dan keinginan baru!
# terciptalah kebutuhan baru berarti berarti konsumen baru
# konsumen baru = pertumbuhan baru.....growth growth growth...itulah urat nadi kapitalisme!
# pembelian berarti pendapatan=uang bagi mereka, artinya tercipta ruang hidup baru....lebensraum!
# sekarang tidak perlu aneksasi wilayah seperti yg dilakukan Jerman dan Jepang dlm PD II untuk menciptakan lebensraum.....yg penting muaranya sama!penguasaan ekonomi untuk kelangsungan hidup warga negaranya!
# melalui piranti demokrasi (yang notabene merupakan anak kandung kapitalisme) ciptakan pula penguasa lokal yang mendukung upaya lebensraum ini.
# inilah yang saya namakan post neocolonialism. pemanfaatan piranti demokrasi dan aktifitas ekonomi yang legal untuk menguasai sebuah bangsa. sehingga menjadi termangsa tanpa merasa dimangsa, dikuasai tanpa merasa terkuasai.
Sabtu, 09 Mei 2015
Aku Ngopi maka Aku Ada!
Pada tahun 90an
kopi adalah minuman yang berkelas di kampung saya. Tidak sembarang orang dapat
menikmati seduhan kopi. Tidak setiap perhelatan minuman kopi dihidangkan. Hanya
orang menengah ke atas yang dapat menikmati kopi. Saat itu kopi dalam sachet belum
dikenal apalagi yang sudah dicampur gula. Sesuatu yang tidak terbayangkan saat
itu. Kalau ingin ngopi kita harus membeli bubuk kopi dan gula. Itu yang membuat
kopi menjadi minuman mahal, setidaknya bagi masyarakat lingkungan pedesaan.
Pada momen acara kenduri baik khitanan, pernikahan atau malam takbiran barulah
kopi disediakan. Walau tanpa komposisi takaran yang jelas antara kopi dan gula serta
diseduhnya pun dalam teko, kopi tetap menjadi minuman langka.
Ketertarikanku
pada kopi adalah pada Kopi Robusta Cap Burung Holung produksi salah satu toko
di Tasikmalaya. Kopi giling pertama yang kukenal dan kunikmati adalah. Sebagai
anak-anak saat itu belum bisa menilai rasa kopi, hanya dapat membedakan rasa
manis dan pahit, maka itulah rasa kopi. Ketika menginjak SMA kembali mencoba
kopi, Kopi Kapal Api menjadi pilihan. Karena takarannya yang agak banyak,
sampai membuat dada berdebar-debar. Mungkin belum biasa sehingga tubuh perlu beradaptasi.
Sewaktu ngekost
dan kuliah di Depok minum kopi menjadi kebiasaan. Segelas kopi sehabis makan
membuat saya mampu menahan lapar lebih lama. Kondisi yang sangat berarti bagi
anak kost. Kopi favorit saat itu adalah Kopi Cap Liong Bulan. Segelas kopi
liong racikan Mang Warkop dari Sumedang di Pertigaan Jalan H. Kodja seolah menjadi keajaiban dunia yang ke delapan.
Saat itu juga mulai berkenalan dengan Kopi Nescafe. Plus Krimer Nescafe kopi
ini memberikan pengalaman lain. Hal penting lain adalah Gelas Kecil Nescafe
yang legendaris. Mulai saat itu takaran gelas kecil Nescafe menjadi patokan saya
dalam menyeduh kopi.
Sekarang minum kopi
bak ritual yang harus saya lakukan tiap hari. Minimal satu gelas. Tiap berkunjung
ke suatu daerah selalu berusaha untuk membeli kopi yang khas dari daerah
tersebut. Atau minta oleh-oleh kopi kepada teman yang sedang berkunjung atau
ada di daerah yang secara tradisi mempunyai sejarah kopi yang kuat. Kopi Cap
Kapal Layar Padang Pariaman, Kopi Dempo, Kompi Lampung dan Kopi Aroma Bandung
adalah kopi-kopi tradisional yang pernah saya nikmati. Ada sensasi khas pada
tiap-tiap kopi. Kopi adalah khasanah kuliner Indonesia yang harus kita
banggakan. Bagi saya kopi adalah inspirasi dan semangat! Seperti tagline iklan
kopi di Kota Bandung!”Ngopi heula lur meh
semangat”!
Rabu, 06 Mei 2015
Difollow Back Mba @ZaraZettiraZR dan Uda @iwanpiliang7
Beberapa hari yang lalu akun
twitterku @thoyibig difollow sama mba Zara Zettira dan Uda Iwan Piliang. Nama
pertama ku kenal era 90an sebagai novelis. Tapi aku kurang tertarik, paling
baca sekilas. Di masa itu novel genre
Freddy. S jelas lebih menggoda (heheheh). Nama kedua masuk memori ketika
melakukan wawancara via Skype dengan M.Nazarudin. Tersangka KPK yang saat itu lari
ke luar negeri.
Sebagai Newbie di twitter jelas
saya sangat tersanjung. Tapi orang “besar” pertama yang memfollow balik adalah
Mohammad Sohibul Iman. Seniorku di SMAN
2 Tasikmalaya yang sekarang menjadi legislator. Dulu kurang tertarik dengan
Twitter. Kurang interaktif dan ekspresif. Saat itu facebook relative lebih user
friendly. Namun disisi lain Twitter lebih memberikan kemudahan untuk menyimak
kicauan dari banyak orang tanpa harus menunggu konfirmasi pertemanan.
Mengapa memakai nama Kang Iip, karena bermimpi beberapa tahun ke depan aku dapat seperti Kang Aher, Kang Emil, Kang Iing, dan akang-akang lain yang telah banyak memberikan manfaat bagi sesama!
Bermimpilah sebelum mimpi itu diblokir!
Selasa, 05 Mei 2015
Mie Baso Mas Ratmin
Konon katanya menurut jumhur para
alim dibidang wirausaha, faktor tempat yang strategis merupakan hal penting
dalam kesuksesan usaha. Apalagi bidang ritel. Menjual sesuatu kepada konsumen.
Tapi Baso Mas Ratmin seolah tidak mematuhi pakem sakral tersebut. Berada di samping gedung
bulutangkis Desa Imbanagara Raya komplek kantor Desa Imbanagara dan bukan
berada di jalur jalan utama tidak mengurangi minat para konsumennya untuk berkunjung.
Kuncinya adalah kualitas!dan biarkan orang-orang berbicara dari mulut ke mulut untuk mempromosikan kualitas produk kita. Promosi dari mulut ke mulut ini dipercaya sangat efektif dan efisien. Efektif mempengaruhi orang dan efisien dari segi biaya. Learning point-nya adalah berkualitas dan berkapasitaslah! abaikan tentang hasil, toh selalu berusaha meninggikan kualitas dan kapasitas baik dalam pekerjaan, akhlak dan amal shalih sudah sedemikian bernilai di hadapan Alloh SWT!
Selamat Menikmati!
Senin, 04 Mei 2015
Rel yang Tak Terangkai
Pada jaman dulu!
Konon katanya pada
rentang waktu 1943-1945 penjajah Jepang akan membangun rel untuk mengangkut
hasil tambang dari Gunung Sawal. Mungkin rel lori tepatnya. Ini terkait dengan
keberadaan Tambang Timah hitam di Gunung Sawal. Satu-satunya tambang timah
hitam di Indonesia. Tapi entah kenapa tidak jadi. Apa karena keburu kalah
perang atau karena alasan lain.
Cerita ini sinkron dengan banyaknya ditemukannya rel-rel yang
belum terpasang. Pada waktu kecil rel-rel tersebut kutemukan di pinggir Bale
Desa Sukamaju, (sebelumnya bernama Cibaruyan) bersama berkarung-karung butiran
pasir yang gemerlan, bijih timah hitam.
Kini rel-rel tersebut banyak dimanfaatkan untuk
jembatan-jembatan yang melintasi sungai kecil, seperti gambar di atas.
Rabu, 29 April 2015
Touch If You Can!
http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/04/28/3-universitas-di-indonesia-masuk-ranking-terbaik-dunia/
Alhamdulillah pernah menyentuh dua perguruan tinggi terbaik di tanah air. Bukan untuk menyombongkan diri, membanggakan diri, pamer, sok-sok-an atau apalah-apalah!
Hanya keberuntungan anak kampung yang sampai SMP masih belum paham betul mengerti filosofi pembagian!
Menyadarkan kembali tentang kewajiban dan konsekuensi!
Introspeksi, mencoba menarik ingatan ke belakang, tentang sebuah tanggung jawab akademik!
Kuliah di perguruan tinggi negeri mempunyai tanggung jawab moral yang besar!
Karena pembelajaran dia sebagian besar difasilitasi uang rakyat!
.....dua kampus itu mengajarkan hal-hal penting sebagaimana slogannya
Veritas, probitas, Iustitia.....Kejujuran, Kebenaran, Keadilan
In Harmonia Progressio....Kemajuan dalam Keselarasan
Makin banyak gelar keilmuan kita sejatinya makin berat tanggung jawab kita!
Ilmumu kau gunakan untuk apa!
Apakah untuk mendongkrak daya bangun atau mengembangkan daya rusak!
Apakah membangun peradaban atau merusak peradaban!
Menguatkan tata nilai atau merusak tata nilai!
Minterkeun atau minteran!
Mencerdaskan atau "dicerdaskan"
Ah...sesekali kita harus ingat beratnya diamanahkan anugerah ilmu dan kefahaman!
jangan hanya ingin nikmat yang semu karena dianggap "berilmu"
.......aku tidak pernah merasa tahu apalagi paling tahu!aku hanya tidak pernah lelah untuk mencari tahu!......walau kadang tahuku membuatku duduk membisu!
.....adalah kebahagian ketika kita tetap mampu menjunjung tinggi integritas dalam hidup, menghidupi dan berkehidupan!
Alhamdulillah pernah menyentuh dua perguruan tinggi terbaik di tanah air. Bukan untuk menyombongkan diri, membanggakan diri, pamer, sok-sok-an atau apalah-apalah!
Hanya keberuntungan anak kampung yang sampai SMP masih belum paham betul mengerti filosofi pembagian!
Menyadarkan kembali tentang kewajiban dan konsekuensi!
Introspeksi, mencoba menarik ingatan ke belakang, tentang sebuah tanggung jawab akademik!
Kuliah di perguruan tinggi negeri mempunyai tanggung jawab moral yang besar!
Karena pembelajaran dia sebagian besar difasilitasi uang rakyat!
.....dua kampus itu mengajarkan hal-hal penting sebagaimana slogannya
Veritas, probitas, Iustitia.....Kejujuran, Kebenaran, Keadilan
In Harmonia Progressio....Kemajuan dalam Keselarasan
Makin banyak gelar keilmuan kita sejatinya makin berat tanggung jawab kita!
Ilmumu kau gunakan untuk apa!
Apakah untuk mendongkrak daya bangun atau mengembangkan daya rusak!
Apakah membangun peradaban atau merusak peradaban!
Menguatkan tata nilai atau merusak tata nilai!
Minterkeun atau minteran!
Mencerdaskan atau "dicerdaskan"
Ah...sesekali kita harus ingat beratnya diamanahkan anugerah ilmu dan kefahaman!
jangan hanya ingin nikmat yang semu karena dianggap "berilmu"
.......aku tidak pernah merasa tahu apalagi paling tahu!aku hanya tidak pernah lelah untuk mencari tahu!......walau kadang tahuku membuatku duduk membisu!
.....adalah kebahagian ketika kita tetap mampu menjunjung tinggi integritas dalam hidup, menghidupi dan berkehidupan!
Hidup Ini Indah!
Kehidupan ini indah bahkan bisa menjadi sangat indah
ketika kita mampu memaknai setiap kelokan, tanjakan dan turunan jalan kehidupan!
Perjalanan hidup manusia berjalan tidak akan berjalan dengan mulus
pasti akan banyak rintangan, hambatan, gangguan bahkan ancaman
tapi ketika kita masih punya keyakinan akan Alloh tidak ada yang perlu dikhawatirkan
apalagi hanya sekedar urusan dunia!
Selama berusaha untuk shabar, teguh hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur....berbahagialah!
Hidup itu tidak selalu tentang status dan apa yang didapatkan!
ketika kita loyal terhadap keyakinan dan garis perjuangan tidak akan ada pilihan konyol atau keliru!
Langganan:
Postingan (Atom)
Menyisakan Ketidakpercayaan
Bulan-bulan terakhir ini banyak sekali pembelajaran hidup. Terima kasih telah memberikan bahan untuk belajar. Sangat berharga sekali. Sering...
-
Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok. Masa kerja lebih dari tiga puluh t...
-
Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada...