Rabu, 02 Januari 2019
2018
Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk menjalani hari. Menapaki warsa 2019. Apapun keadaan hidup dan kehidupan tetap ingin tetap hidup dan berkehidupan.
Ku tutup mata, sejenak merenungi perjalanan ini. Sudah empat puluh tahun lebih. Uban dikepala banyak bermunculan, belum lagi rambut yang perlahan tapi pasti mulai menghilang. Sudah cukup tua diri ini, tapi jiwa terkadang tidak merasa tua. Masih jiwa yang perlu pendewasaan baik dari segala segi.
Tahun 2018 merupakan tahun yang penuh dinamika dan warna. Pada tahun ini ujian hidup terasa sekali. Walaupun masih bisa beraktifitas tapi dalam beberapa keterbatasan. Tidak sebugar dulu. Tapi kuterima dengan penuh syukur. Terus berikhtiar mudah-mudahan masih diberi kesempatan untuk memberikan manfaat bagi sesama.
Sakit ini pembelajaran yang luar biasa. Media intropeksi yang hebat. Ujian keimanan yang fundamental. Mudah-mudah sakit ini menjadi barokah dan aku bisa melewatinya dengan selamat.
Empat puluh tahun lamanya diberi kenikmatan sehat. Tapi terkadang dilupakan. Hampir semua keinginan diberi jalannya oleh Alloh SWT. Pekerjaan di daerah sendiri, Istri yang sholehah...(jangan ge er ya Neng Ima Siti Rohimah hehehehe), anak-anak yang menjadi penghias pandangan, bepergian kesana kemari, menuntut ilmu kesana kemari.... dan berbagai nikmat yang tidak mungkin dihitung dan dinilai. Sungguh tak pantas protes kepada Alloh SWT atas dikuranginya nikmat kesehatan ini. Jauh masih banyak kasih sayang-Nya yang tercurah.
Sakit ini bagai kawah candradimuka keimanan. Kembali merenungi eksistensi diri. Peringatan atas segala hal yang telah menyimpang. Meninjau kembali rencana-rencana duniawi yang daftarnya telah begitu panjang.
salah satu lessson learningnya adalah " ketika satu sisi dalam hidupmu ditambahkan maka ada satu sisi yang dikurangkan"
Alhamdulillah ya Allah hidupku penuh dinamika dan warna. Saya terima dengan sepenuh syukur. (@iskan_dahlan)
Rabu, 12 Desember 2018
HIO
Aku tak mau terlibat segala macam omong kosong
Aku mau wajar-wajar saja
Aku mau apa adanya
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Aku tak mau terlibat persekutuan manipulasi
Aku tak mau terlibat pengingkaran keadilan
Aku mau jujur-jujur saja
Bicara apa adanya
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Hio, hio, hio-hio-hio
Hio, hio, hio-hio-hio
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
(Omongane lan kelakuane)
Aku tak mau bicara yang tentang aku sendiri tidak tahu
Aku tak mau mengerti kenapa orang saling mencaci
Aku mau sederhana
Mau baik-baik saja
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Aku tak mau kehilangan akal sehat di pikiranku
Aku tak mau menyaksikan ada orang yang dihinakan
Aku hanya tahu
Bahwa orang hidup
Agar jangan mengingkari hati nurani
Hio, hio, hio-hio-hio
Hio, hio, hio-hio-hio
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
Ho-oo-ooo
Aku mau wajar-wajar saja
Aku mau apa adanya
Aku mau jujur-jujur saja
Bicara apa adanya
Aku mau sederhana
Mau baik-baik saja
Aku hanya tahu
Bahwa orang hidup
Agar jangan mengingkari hati nurani
Hio, hio, hio-hio-hio
Hio, hio, hio-hio-hio
Hio, hio, hio-hio-hio
Hio, hio, hio-hio-hio
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Aku tak mau mengingkari hati nurani
Selasa, 04 Desember 2018
Bersyukur
Saya tak sempat menanyakan namanya. Ia berasal dari daerah
Payung Agung, sebuah desa di Kecamatan Panumbangan Ciamis. Bersama beberapa
orang temannya ia tengah mengerjakan penataan halaman gedung diklat BKPSDM
Kabupaten Ciamis.
Usianya telah 62 tahun, tapi fisiknya masih prima. Memecah
batu dengan martil, menggotong aspal masih dapat dilakukan dengan mudah. Gusti
Alloh memang Maha Adil….Maha Adil banget! Tiap kita ada yang dilebihkan dan ada
yang dikurangkan!
Keringatnya mengucur deras! Maklum ia kebagian memasak
aspal,” tapi ini masih belum ada apa-apanya di banding Kalimantan”. Disana
panasnya empat kali lipat! Woah ga kebayang. Cuaca Ciamis kalau lagi panas
kadang membuat saya lupa bersyukur!
Dari mereka saya banyak belajar. Terutama bersyukur! Tanpa
bersyukur tidak akan ada pekerjaan yang lebih enak, tidak akan ada pekerjaan
yang lebih baik, tidak akan ada pekerjaan yang lebih prestis.
Tanpa qonaah tidak akan ada posisi jabatan tinggi, tidak akan
ada harta yang banyak, tidak akan ada
kendaraan yang enak. Akan selalu kurang dan tidak puas!
Sejatinya hidup itu ya dijalani, disyukuri dan dinikmati!
Sabtu, 17 November 2018
Test CPNS
Kartu Peserta Test CPNS |
Sebetulnya jadi PNS itu ya ingin ga ingin. Sehabis lulus SMA pernah ikut test STPDN, bapakku terobsesi banget anaknya jadi praja STPDN (dulu APDN). Mungkin beliau terpesona kegagahan oleh alumni APDN yang pernah praktek di desa atau yang bertugas di kecamatan.
Gagal (sepertinya ada permasalahan dengan kesehatanku).
jadi aku ikut UMPTN saja.
Eh gagal juga.
Sehabis mendapatkan ijazah diploma dan strata satu, seperti teman-teman lain cita-cita ya bekerja di seputaran Sudiraman MH Thamrin.... eh nyangkutnya magang di Wisma Bisnis Indonesia, Slipi. Tapi setidaknya pernah merasakan atmosfir bekerja di ibukota.
Dulu test CPNS belum pakai CAT (Computer Assisted Test), masih test manual menghitamkan lingkaran jawaban dengan pensil 2B. Metode test biasa, Ebtanas, UMPTN dan SIMAK diberbagai Perguruan Tinggi memakai metode itu. Setelah menjawab dengan maksimal harapan selanjutnya lembar jawaban bisa dibaca scanner dengan baik. Selanjutnya berdo’a mudah-mudahan nilai yang didapat lebih baik dari peserta yang lain.
Soalnya seputar wawasan kebangsaan/sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TPA dan seputar program studi.
Sehabis mendapatkan ijazah diploma dan strata satu, seperti teman-teman lain cita-cita ya bekerja di seputaran Sudiraman MH Thamrin.... eh nyangkutnya magang di Wisma Bisnis Indonesia, Slipi. Tapi setidaknya pernah merasakan atmosfir bekerja di ibukota.
Dulu test CPNS belum pakai CAT (Computer Assisted Test), masih test manual menghitamkan lingkaran jawaban dengan pensil 2B. Metode test biasa, Ebtanas, UMPTN dan SIMAK diberbagai Perguruan Tinggi memakai metode itu. Setelah menjawab dengan maksimal harapan selanjutnya lembar jawaban bisa dibaca scanner dengan baik. Selanjutnya berdo’a mudah-mudahan nilai yang didapat lebih baik dari peserta yang lain.
Soalnya seputar wawasan kebangsaan/sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, TPA dan seputar program studi.
Tahun 2003 mengikuti test serupa. Gagal, belum takdirnya.
Tahun 2004 ikut lagi. Mencoba lagi. Selalu ada harapan bagi mereka yang terus
berusaha dan berdoa.
Masih di kabupaten dan formasi yang sama. Formasi Tenaga
Teknis Administrasi Persyaratan DIII Lulusan Program Studi Kesekretariatan IPK
Minimal 2,50. Pas banget dengan Ijazah yang ku pegang Program Studi
Kesekretarian dan Administrasi Perkantoran, program studi yang dulunya agak aku
sesali. Aku merasa program studiku kurang maskulin. Ternyata akhirnya ada
hikmah dibalik itu, program studi yang jarang sehingga ketika test berlangsung
sainganku hanya sekitar 11 orang.
IPK-ku pun pas-pasan banget…. Hanya terpaut 0,3 dari syarat
minimal. Ya IPK DIII-ku hanya 2,53 (tapi dari Politeknik Universitas Indonesial
lho….. sombong dikit boleh ya). Ga berbeda dengan tahun sebelumnya, tingkat
keyakinanku bisa menjawab benar 70%-an soal.
Test usai sudah. Aku tidak berharap banyak. Kuputuskan untuk
kembali ke Jakarta.Kembali melamar pekerjaan. Kembali rajin membuka Karir.com, Koran
Kompas edisi Sabtu dan Minggu. Membikin dan mengirimkan lamaran. Hidup kembali
penuh penantian….dering telepon menjadi sesuatu yang dirindukan.
Akhir Desember keluarga dan teman memberi tahu bahwa namaku
ada dikoran….aku lolos test CPNS….. Wah massa!
Alhamdulillah!
Kamis, 01 November 2018
Selamat Purnabakti Pak Amir!
Pak Amir (kiri) menerima SK Purnabakti dari Kepala BKPSDM Kab.Ciamis |
Kadang kalau lihat teman sejawat purnabakti aku suka merenung. "Aku sampai ga ya sampai usia pensiun seperti mereka". Mudah-mudahan Alloh SWT memberiku kesempatan untuk terus beribadah dan memperbaiki diri. Sehat lahir dan batin, berkah selamat dunia akhirat. Aamiin Yaa Robb!
Pak Amir sudah purnabakti. Beliau profil PNS yang sederhana. Tidak neko-neko, wajahnya tenang hampir tanpa ekspresi.
Selamat memasuki usia pensiun Pak Amir. Kini tak harus lagi apel dan absensi elektronik. Mudah-mudahan kami dapat seperti bapak, sehat dan selamat sampai memasuki usia pensiun.
Rabu, 24 Oktober 2018
Menggagas Wisata Kuliner Kadu Benteng
Kadu Benteng (sumber: FB Ryann Nazra) |
Benteng sebagai salah satu kelurahan di Kecamatan Ciamis mempunyai keunikan kuliner yang potensial untuk dikembangkan. Selain salaknya, Durian (Kadu) Benteng atau yang lebih dikenal dengan Kadu Benteng merupakan salah satu jenis durian yang mempunyai rasa dan bentuk yang unik. Walaupun bukan durian jenis baru namun pohon durian yang secara endemik tumbuh di wilayah benteng selain usia pohonnya relatif tua juga budidayanya masih tradisional.
Bagi kalangan pencinta durian di Ciamis keberadaan Kadu
Benteng telah lama di kenal. Kalau musim durian tiba (sekitar bulan Oktober
sampai dengan Bulan Februari) kita dapat
dengan mudah menemukan durian Benteng di saung-saung pinggir jalan lingkar
selatan atau bisa juga datang langsung pemilik pohon durian. Kita bisa dapat
menikmati lezatnya Durian Benteng di kebun-kebun durian milik penduduk. Sebuah pengalaman
yang menarik tentunya.
Potensi kuliner ini bisa dikembangkan sebagai wisata
kuliner. Letak kawasan Benteng yang strategis dan akses jalan yang baik sangat
mendukung upaya pengembangan wisata kuliner ini. Apalagi kalau Bendungan Leuwi
Keris sudah beroperasi, wisata kuliner ini akan semakin mendapat daya dukung. Event
kuliner juga dapat dipacking dalam bentuk festival. Keberadaan Jembatan Cirahong
sebagai sebuah legenda sejarah juga dapat dijadikan daya tarik tersendiri.
Untuk mewujudkannya tentu perlu sinergi dan koordinasi
dengan berbagai pemangku kepentingan. Edukasi masyarakat penting dalam
membangun sebuah kawasan wisata berbasis komoditas. Yang jelas potensi ini
dapat dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan bersama.
Sabtu, 13 Oktober 2018
Hikayat Sticker Politik
Mengisi cuti berkunjung ke Mamah di tanah kelahiran. Sudah
lama tidak berkunjung. Keterbatasan mobilitasku akhir-akhir ini membuat
frekuensi mengunjungi Ibu berkurang! Maafkan anakmu ini Mah! Do’akan
mudah-mudahan mobile kembali!
Pandanganku terantuk pada sticker-sticker caleg di meja
tamu. Oh iya sekarang sedang musim kampanye. Sticker adalah alat peraga
kampanye yang legendaris! Sejak jaman partai politik berjumlah dua dan satu
golongan karya, usaha sticker tetap laku. Sejak dulu sticker merupakan media
promosi yang murah dan efektif. Kalau tidak dicopot, pesan yang ada pada sebuah
sticker akan bertahan lama.
Dalam sebuah sticker politik, foto calon, nama dan nomor
urut plus partai yang mengusung rasanya sudah mewakili pesan yang ingin
disampaikan. Mungkin akan lebih heroik kalau memakai tagline-tagline tertentu. Tapi
secara umum arsitektur dan layout sticker caleg dalam Pemilihan Umum , Pilkada
atau Pilpres tidak revolutif.
Tidak semua orang kaca rumahnya atau daun pintunya mau
ditempeli sticker politik. Diakui atau tidak memasang sticker politik bisa
dimaknai keberpihakan alias sikap politik. Kecuali karena keterpaksaan atau
tidak mau dan tidak tega menolak, sticker politik rata-rata identik dengan
aspirasi politik
Sticker politik juga merupakan jejak penguasaan territorial
lima tahunan. Terkadang sticker politik lima tahun yang lalu masih jelas
terpampang, eh sticker baru datang lagi. Janji lima tahun yang lalu masih jelas
terngiang, eh sudah datang lagi janji baru.
Untung masyarakat kita pelupa. Tapi sebenarnya mereka tidak
pelupa. Mereka ingat, Cuma kadang tidak berkata-kata. Masyarakat kita
heterogen, ada yang idealis, realistis….tapi kebanyakan yang pragmatis. Mereka sebenarnya
menolak lupa tapi yang namanya uang politik, susah untuk ditolak. Mereka jadi
lupa untuk menolak lupa!
Hidup memang bergiliran. Musim kampanye sepertinya giliran para
kontestan yang dikerjai. Diminta ini diminta itu. Dan masyarakat sudah cerdas,
ingin crung creng! Bantuan yang nyata, baik itu lampu mercuri, uang, aspal,
pasir bahkan semen. Kalau hanya sekedar janji, berat! Wong yang crung creng aza
kadang dikibulin!
Naif bila kita menganggap demokrasi kita bebas dari politik
uang (money politics). Ingin banyak
suara tanpa banyak keluar biaya menjadi sebuah antitesa. Seperti kerja-kerja
yang lain, kerja politik juga butuh biaya. Logistik, gizi, pelumas dan
sinonim-sinonim lain adalah sebuah keniscayaan untuk menggerakan mesin politik.
Semilitan dan sesolid apapun sebuah mesin politik, pada akhirnya kita tidak
dapat bertempur dengan tangan kosong.
Ya masih seperti inilah demokrasi kita saat ini. Jangan menyalahkan
siapa-siapa. Kalau kita masih memakai pola politik hibah dan bansos, bantuan
politik berbalut program pemerintah, dana aspirasi dan sejenisnya, ya demokrasi
kita akan begini terus. Pendidikan politik banyak dilupakan akhirnya dunia
politik disesaki oleh para petualang politik, sementara rakyat kebanyakan hanya
berebut remah-remah dan eforia kebanggaan walau hanya sebatas tempelan sticker.
Politik tak lebih dari siapa memanfaatkan siapa!
Langganan:
Postingan (Atom)
Hidup Tenang
Kata Prof Quraish Shihab "Jika kau mendambakan kehidupan tenang, maka tinggalkan yang bukan urusanmu".
-
Hari ini di kantor ada perpisahan rekan kerja yang akan memasuki masa pensiun mulai bulan Oktober besok. Masa kerja lebih dari tiga puluh t...
-
Salah satu tempat yang menarik di Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan Ciamis adalah Patimuan. Situs Cagar Budaya Karang Kamulyan berada...